sampel pada distribusi normal
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau
menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat
menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat
biaya penelitian
secara efektif.
Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili karakteristik
populasi yang sebenarnya. Sebagai contoh, dalam suatu polling (jajak pendapat) yang
ingin mengetahui berapa proporsi (persentase) pemilih yang akan memilih
kandidat Bupati “X”, membutuhkan sampel yang benar-benar mewakili kondisi
demografi pemilih di Kabupaten “X”.
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel. Yakni
probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode
probability sampling, seluruh unsur
(misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini,
cara pemilihan sampel harus
dilakukan secara acak (
random).
Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung
secara matematis
berdasarkan probabilitas.
Sebaliknya, dalam metode
nonprobability
sampling, unsur populasi yang dipilih sebagai sampel tidak memiliki
kesempatan yang sama, misalnya
karena ketersediaan (contoh: orang yang sukarela
sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai
akibatnya,
penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang
sesungguhnya.
Metode Slovin
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang
terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan
persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel
menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5%
berarti
memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki
tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 1000 karyawan, dan akan
dilakukan survei dengan mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5%.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
n = N / ( 1 + N e² ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05²) = 285,71 » 286.
variasi lain.,. dalam distribusi normal
Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286
karyawan.
variasi soal yang lain semisal dalam distribusi normal..kita akan mencari jumlah sampel pada populasi X
terlebih dahulu harus ada CL (confidence level/nilai benar/tingkat signifikansi),alpa ( nilai tolereransi untuk salah ) serta margin of error ,simpangan baku/standar deviasi, serta penggunaan tabel Z model 1
Rumus Pertama:
Penjelasan:
jumlah
sampel atau ukuran sampel (sample size)
angka pada distribusi normal yang memotong bagian atas (upper tail) pada probabilitas
.
Angka
biasa disebut selang kepercayaan (confidence interval).
Pada tingkat kepercayaan 95%,
0.05,
1,96.
Pada tingkat kepercayaan 99%,
0.01,
2,58.
simpangan baku (standard deviation).
Berhubung adanya asumsi bahwa proses pada
quick
count itu hanya tentang memilih calon X atau tidak memilih calon X,
simpangan baku maksimum adalah 0,5. Ini sesuai Bernoulli Process dan
Binomial Distribution.
galat (error). Sedangkan “margin of error” itu
.
Rumus di atas adalah penurunan dari rumus menghitung margin of error, tanpa Finite Error Correction (FEC):
Contoh 1.1:
Kita menginginkan quick
count yang memiliki tingkat kepercayaan 95% (
0.05) dan margin of error 1%. Berapakah sampel yang harus diambil?
1,96
0,5 (sesuai asumsi Bernoulli Process)
9604
Jadi sampel yang harus diambil ada 9604.
Contoh 1.2:
Bagaimana kalau tingkat kepercayaan yang diinginkan 99% dan margin of error sama?
Dengan rumus yang sama, diperoleh
ukuran sampel
16641.
Rumus pertama di atas untuk menghitung jumlah sampel bisa dibaca di posting berikut
Rumus Kedua:
Penjelasan:
jumlah sampel atau ukuran sampel (sample size)
jumlah populasi atau ukuran populasi (population size)
angka pada distribusi normal yang memotong bagian atas (upper tail) pada probabilitas
.
simpangan baku (standard deviation).
variance, sesuai asumsi Binomial Distribution atau Bernoulli Process.
Entropi maksimum tercapai ketika p = 0,5. Jadi margin of error yang
paling besar tercapai ketika p = 0,5, jadi asumsikan begitu, sehingga
0,5.
galat atau error.
Rumus di atas adalah penurunan dari rumus menghitung margin of error, dengan Finite Error Correction (FEC):
Contoh 2.1:
Kita menginginkan quick count yang memiliki tingkat kepercayaan 95% (
0,05) dengan margin of error 1%. Berapa besar ukuran sampel yang dibutuhkan ketika populasi 186.612.255 orang?
1,96
186.612.255
0,01
0,25
9604
Ternyata
hasil rumus kedua mirip dengan rumus pertama, yaitu ukuran sampelnya 9604.
Contoh 2.2:
Bagaimana kalau populasi penduduk hanya 1 juta orang?
1.000.000
9513
Ukuran sampel menjadi 9513.