Senin, 09 Maret 2015

prinsip-prinsip dasar akuntansi

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Ilmu Akuntansi Menggunakan  Dasar-Dasar Dalam Proses Pencatatan Dan Pelaporan.Alur Dalam Pencatatan Dan Pelaporan  Harus Terpadu Sesuai Kaidah Akuntansi Dan Juga Harus Mutlak Dinilai Secara  Obyektif.Prinsip-Prinsip Akuntansi Di Perbuat Di Setiap Negara Menurut Keperluan Masing-Masing Suatu Negara Oleh  Badan Ahli  Yang Cakap Dan Ahli ,Dan Di Indonesia  Badan Yang Berhak Dan Juga Bertanggungjawab Akan Peraturan Akuntansi Di Indonesia Adalah IAI ( Ikatan Ahli Indonesia ).Adapun Prinsip-Prinsip Akuntasi Yang Berlaku Umum Terdiri Dari 10 Macam Prinsip Antara Lain Sebagai Berikut:
Ø  Prinsip Entitas
Ø  Prinsip Satuan Moneter
Ø  Prinsip Kurun Waktu
Ø  Prinsip Biaya History
Ø  Prinsip Pengungkapan Lengkap
Ø  Prinsip Usaha Berkesinambungan/ Berterusan
Ø  Prinsip Mempertemukan
Ø  Prinsip Pengakuan Pendapatan
Ø  Prinsip Materialitas
Ø  Prinsip Konservatif
1.Prinsip Entitas
                  Ini Menjelaskan Konsep Kesatuan Usaha Yang Suatu Usaha Mesti Berdiri Sendiri Dan Terpisah Dari Usaha Atau Individu Lain. Jadi, Segala Pencatatan Akuntansi Tidak Diperkenankan Bercampur-Baur Dengan Pencatatan Usaha Atau Individu Lain Termasuk Pemiliknya Sendiri. Batas-Batas Suatu Entitas Bukanlah Perbatasan Yang Diciptakan Oleh Hukum. Walaupun Perusahaan Induk Dengan Perusahaan Anaknya Merupakan Dua Badan Hukum Yang Terpisah Akan Tetapi Keduanya Dipandang Sebagai Satu Entitas Pelaporan Untuk Tujuan Akuntansi Dan Hasil Ini Bukan Merupakan Penyimpangan Dari Konsep Kesatuan Akuntansi.
2.Prinsip  Satuan Moneter
               Artinya Konsep Ini Hanya Mencatat Transaksi Yang Dinyatakan Dalam Mata Uang Tanpa Melibatkan Bagian Nonkuantitatif Seperti Mutu Layanan Konsumen Dan Prestasi Pegawai, Pasalnya Bagian Ini Tidak Dapat Dilaporkan Dalam Bentuk Laporan Keuangan Karena Tidak Memilik Nilai Yang Pasti Sebagai Acuan Ukur, Alat Yang Paling Efektif Untuk Mengungkapkan Pengukuran Aktiva Dan Kewajiban Perusahaan Serta Perubahan-Perubahan Asetnya Adalah Uang.

3.Prinsip Kurun Waktu

               Penilaian Dan Pelaporan Keuangan Suatu Perusahaan Dibatasi Hingga Waktu Tertentu Dan Di Laporkan Dalam Jangka Tertentu Biasanya Tahunan,Bulanan,Mingguan Dan Hariaan. Ini Dimaksudkan Agar Suatu Informasi Berubahan  Keuangan Unit Usaha Dapat Dilaporkan Dan Digunakan Oleh Pihak Terkait Guna Memberikan Keputusan  Tanpa Harus Menunggu Ketika Usaha Yang Dijalankan Dalam Kondisi Kritis Dan Nyaris Tutup/Bangkrut.

4. Prinsip Biaya Historis
               
Konsep Yang Mengharuskan Penggunaan Harga Perolehan Yang Sesungguhnya Dalam Menilai Harta Atau Jasa Yang Dibeli. Jika Pada Proses Pembelian Terjadi Tawar-Menawar ,Maka Itu  Berarti Yang Dinilai Yakni Harga Kesepakatan Bukan Harga Yang Di Tawarkan. Ada Berbagai Cara Yang Digunakan Untuk Menilai Suatu Harta/Jasa Meliputi Nilai Buku, Nilai Pasar, Nilai Tunai, Dan Nilai Ganti.

5. Prinsip Pengungkapan Lengkap
            
                 Penyajian Laporan Keuangan Harus Informatif Dan Dapat Dipahami Sepenuhnya Tidak Ada Yang Di Manipulasi Serta Apa Adanya.

6.Prinsip Usaha Berterusan
             
 Anggapan Bahwa Suatu Entitas Ekonomi Berjalan Berkesinambungan Tanpa Ada Kejadian Pembubaran Kecuali Jika Ada Peristiwa Tertentu Yang Dapat Menyanggahnya. Berkesinambungan Maksudnya Bahwa Suatu Entitas Akuntansi Dipandang Akan Beroperasi Terus Untuk Merealisasikan Aktivitas-Aktivitas Usahanya. Dapat  Diasumsikan Bahwa Entitas Akuntansi Itu Tidak Akan Dilikuidasi Dalam Jangka Waktu Yang Dapat Diramalkan Atau Bahwa Entitas Tersebut Akan Berjalan Terus Untuk Peride Yang Tidak Dapat Ditentukan. Dengan Demikian Laporan Keuangan Memberikan Pandangan Sementara Mengenai Keadaan Perusahaan Dan Hanya Merupakan Sebagian Dari Laporan Keuangan Yang Berkesinambungan.
Konsep Kesinambungan Membenarkan Penilaian Aktiva Dasar Bukan Nilai Likuidasi Dan Membenarkan Penggunaan Historikal Cost Untuk Beberapa Penilaian Serta Penerapan Penyusutan Atau Amortisasi Untuk Aktiva Tetap. Berdasarkan Konsep Ini Maka Pelaporan Akuntansi Tidak Dimaksudkan Sebagai Nilai Dasar Perusahaan Pada Tanggal Pelaporan.

7. Prinsip Mempertemukan
             
Dalam Menetapkan Laba Bersih Secara Berkala Pada Dasarnya Menyangkut Dua Masalah Yaitu : Pendapatan Yang Diakui Dalam Periode Tersebut Dan Biaya-Biaya Yang Timbul Terpakai (Beban) Yang Harus Dialokasikan Keperiode-Periode Tersebut. Masalah Yang Timbul Adalah Masalah Waktu Yaitu Kapan Pendapatan Dan Biaya Tersebut Ditetapkan Karena Biaya-Biaya Tersebut Harus Dipertemukan Dengan Pendapatan, Maka Pembebanan Biaya Sangat Tergantung Pada Saat Pengakuan Pendapatan Dan Dilaporkan Dalam Periode Diakuinya Pendapatan. Apabila Pengakuan Pendapatan Ditunda, Maka Pembebanan Biaya Akan Ditunda Sampai Saat Diakuinya Pendapatan. Atau Lebih Sederhananya Biaya Dipertemukan  (Matching)  Dengan Pendapatan  Karena Adanya Biaya Yang Dimaksud. Konsep Ini Akan Menghasilkan Nilai Berupa Penghasilan Bersih Selama Kurun Waktu Tertentu. Konsep Ini Diterapkan Biasanya Ketika Akan Membuat Jurnal Penyesuaian Di Mana Akan Ada Pengakuan Dan Biaya Yang Sesungguhnya.

8. Prinsip Pengakuan Pendapatan
               
Pendapatan Merupakan Hasil Imbalan Terhadap Adanya Penyerahan Barang Atau Jasa Yang Telah Di Produksi Dalam Operasi Perusahaan. Pendapatan Merupakan Unsur Yang Paling Utama Dalam Menentukan Tingkat Laba Yang Dapat Dilihat Sebagai Prestasi Perusahaan Dalam Mengoperasikan Perusahaannya Dalam Suatu Periode Tertentu.Sedangkan Pengertian Dari Pendapatan Menurut  Ahmed Riahi-Belkaoui Dalam Bukunya “Teori Akuntansi
Revenue (Pendapatan) Adalah Arus Masuk Atau Peningkatan Nilai Assets Dari Sebuah Entitas Atau Pelunasan Utangnya (Atau Kombinasi Dari Keduanya) Selama Satu Periode Tertentu Yang Berasal Dari Pengiriman Atau Pembuatan Barang. Pemberian Jasa, Atau Pelaksanaan Aktivitas Lainnya Yang Merupakan Kegiatan Utama Yang Masih Berlangsung Dari Entitas Tersebut”. Atau Lebih Sederhananya Bahwa Pendapatan Merupakan Kenaikan Harta Karena Telah Terjadinya Kegiatan Usaha Seperti Penjualan, Persewaan, Penerimaan Bagi Hasil, Dsb.
9. Prinsip Materialitas
               
Akuntansi Diterapkan Berdasarkan Teori Untuk Menyeragamkan Aturan Namun Pada Kenyataannya Tidak Semua Penerapan Itu Senantiasa Menuruti Teori Yang Dimaksud. Oleh Karena Itulah, Tidak Jarang Terjadi Pengungkapan Informasi Yang Material Atau Immaterial.

10. Prinsip Konservatif
 Kejadian-Kejadian Dimasa Yang Akan Datang Dalam Kegiatan Ekonomi Penuh  Dengan Ketidakpastian Dan Juga Penuh Dengan Berbagai Resiko Yang Selalu Menyelubungi, Akuntansi Senantiasa Berpedoman Pada Suatu Konsep Berhati-Hati Yang Dikenal Dengan Konsep Konservatif.
Konsep Concervatism Merupakan Konsep Dalam Akuntansi Yang Konvensional, Yang Timbul Dari Ketidakpastian Dalam Pelaporan Keuangan. Konsep Ini Menekankan Jika Terdapat Beberapa Kemungkinan Penilaian Untuk Suatu Perkiraan, Maka Untuk Perkiraan Pendapatan Aktiva Sebaiknya Dipilih Alternatif Yang Akan Menghasilkan Nilai Paling Kecil Dan Sebaliknya Untuk Perkiraan Kewajiban Dan Beban Sebaiknya Dipilih Alternatif Yang Akan Menghasilkan Nilai Terbesar. Selain Itu Konsep Ini Juga Mengandung Pengertian Bahwa Adanya Indikasi Timbulnya Biaya Harus Diakui Apabila Telah Disertai Bukti Yang Cukup Mengenai Kepastian Dari Pendapatan Tersebut. Lebih Sederhananya  Penyusunan Laporan Keuangan Dengan Pencatatan Nilai Yang Direndahkan Untuk Prakiraan Laba. Dan Pencatatan Nilai Terbesar Untuk Pencatatan Biaya. Prinsip Ini Mengarahkan Akuntan Atau Pelaku Akuntansi Untuk Mengantisipasi Jika Terjadi Kerugian.
Tugas Mata Kuliah AKM II ( 10 Prinsip Akuntansi )
Anggota Kelompok :  1.Supriono
                                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar