Kamis, 15 Januari 2015

only for you (VI )

Only for you (VI)
setiap saat aku memandang mu dalam setiap jalan ku
lalu aku berlalu tanpa bisa menyapa mu
dan kala waktu tak bisa ku raih
bersama mu adalah mimpi 
bersama ku adalah 
cita tersembunyi
u and me

Rabu, 14 Januari 2015

Departemenisasi BOP produksi

Departemenisasi BOP

Berikut ini adalah data untuk Nickleby Company


Overhead pabrik sebelum distribusi
Departemen Jasa
Departemen
Departemen Jasa
Departemen Y
Departemen Z
Produksi-A
Produksi-B
Jasa-Y
Jasa-Z
Total overhead pabrik
60.000
80.000
36.300
20.000
196.300
40%
40%
-
20%
100%
20%
50%
30%
-
100%
                                                                  
Distribusi Overhead Departemen Jasa Menggunakan Metode Langsung
 Departemen Produksi
Departemen Jasa

Total
A
B
Y
Z
Overhead pabrik sebelum distribusi          departemen jasa:
196.300
60.000
80.000
36.300
20.000
Distribusi dari:
          Departemen Y
          Departemen Z


18.150
5.714

18.150
14.286

(36.300)*


(20.000)**
Total overhead
196.300
83.864
112.436

*40/80 ke A, 40/80 ke B
**20/70 ke A, 50/70 ke B

                                         (Metode langsung,metode aljabar)
. Metode langsung
Pada metode ini biaya departemen jasa hanya dialokasikan ke departemen produksi.  Metode ini dapat diterapkan jika selisih hasil perhitungan biaya produk dibandingkan dengan metode lain tidak material atau suatu departemen jasa tidak menggunakan jasa departemen jasa lainnya.
Contoh:

Keterangan

Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
1
2
BOP sebelum alokasi
Biaya Departemen Jasa
Rp120.000
Rp160.000

Rp72.600

Rp40.000
Dasar alokasi:
   Departemen 1 (jumlah karyawan)
   Departemen 2 (jumlah kwh)

40
200

40
500


300

20


Keterangan

Total
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
1
2

BOP sebelum alokasi
Biaya Departemen Jasa
Rp280.000
Rp112.600
Rp392.600
Rp120.000
Rp160.000

Rp72.600

Rp40.000

Alokasi departemen jasa:
   Departemen 1
   Departemen 2


Rp36.300
     11.429

Rp36.300
     28.571

*(Rp72.600)



**(Rp40.000)

BOP setelah alokasi
Rp392.600
Rp167.729
Rp224.871
0
0

*(40/80)xRp72.600 ke Dept A dan B
**(200/700)xRp40.000 ke Dept A, (500/700)xRp40.000 ke Dept B

b). Metode bertahap/bertingkat/sekuensial
Pada metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara bertahap ke departemen jasa lainnya dan departemen produksi yang telah menerima jasa, dimulai dari biaya departemen jasa yang terbesar. Setelah alokasi biaya departemen jasa pertama dilakukan, departemen tersebut tidak akan mendapatkan alokasi dari departemen jasa lain.
Contoh:

Keterangan

Total
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
1
2

BOP sebelum alokasi
Biaya Departemen Jasa
Rp280.000
Rp112.600
Rp392.600
Rp120.000
Rp160.000

Rp72.600

Rp40.000

Alokasi departemen jasa:
   Departemen 1
   Departemen 2


Rp29.040
     15.577

Rp29.040
   38.943    

*(Rp72.600)


Rp14.520
**(Rp54.520)

BOP setelah alokasi
Rp392.600
Rp164.617
Rp227.983
0
0

*(40/100)xRp72.600 ke Dept A dan B, (20/100)xRp72.600 ke Dept 2
**(200/700)xRp54.520 ke Dept A, (500/700)xRp54.520 ke Dept B

c).    Metode aljabar/resiprokal/matriks/simultan
Metode ini dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan jasa. Pada metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan menggunakan teknik aljabar. Metode ini mengalokasikan biaya ke departemen produksi dan antar departemen jasa.
Contoh:
Misalkan biaya departemen 1 setelah alokasi adalah Y dan biaya departemen 2 setelah alokasi adalah Z, maka persamaan aljabar dirumuskan sebagai berikut:

Y = 72.600 + 0,30Z
Z = 40.000 + 0,20Y

penyelesaian persamaan diatas:
Y = 72.600 + 0,30(40.000 + 0,20Y)
                 = 72.600 + 12.000 + 0,06Y
   0,94Y = 84.600
     Y = 90.000
            
             Z = 40.000 + (0,20x90.000)
             Z = 58.000







Keterangan

Total
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
1 / Y
2 / Z

BOP sebelum alokasi
Biaya Departemen Jasa
Rp280.000
Rp112.600
Rp392.600
Rp120.000
Rp160.000

Rp72.600

Rp40.000

Alokasi departemen jasa:
   Departemen 1
   Departemen 2


Rp36.000
     11.600

Rp36.000
     29.000

*(Rp90.000)
Rp17.400

Rp18.000
**(Rp58.000)

BOP setelah alokasi
Rp392.600
Rp167.600
Rp225.000
0
0

*(40/100)xRp90.000 ke Dept A dan Dept B, (20/100)xRp90.000 ke Dept 2
**(200/1000)xRp58.000 ke Dep A, (500/1000)xRp58.000 ke Dept B,
(300/1000)xRp58.000 ke Dept 1

4).    Menghitung tarif BOP departemen produksi dengan cara membagi BOP departemen setelah alokasi dengan dasar pembebanan setiap departemen.
Contoh:
Perhitungan tarif BOP menggunakan metode langsung dalam mengalokasikan biaya departemen jasa, jika diketahui estimasi jumlah jam mesin pada departemen produksi A adalah 1000 jam dan estimasi jumlah jam kerja langsung pada departemen produksi B adalah 1500 jam.

Keterangan

Total
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
1
2

BOP sebelum alokasi
Biaya Departemen Jasa
Rp280.000
Rp112.600
Rp392.600
Rp120.000
Rp160.000

Rp72.600

Rp40.000

Alokasi departemen jasa:
   Departemen 1
   Departemen 2


Rp36.300
     11.429

Rp36.300
     28.571

*(Rp72.600)



**(Rp40.000)

BOP setelah alokasi
Rp392.600
Rp167.729
Rp224.871
0
0

Dasar pembebanan

1000 JM
1500 JKL


Tarif

Rp167,73
Rp224,88

JM (jam mesin), JKL (jam kerja langsung)